Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.
Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 54; Kisah Para Rasul 26; Imamat 18-19
Dulu saya sering menonton film tentang perang di Vietnam. Salah satu adegan yang begitu saya ingat adalah banyaknya ranjau darat yang dapat menjebak siapa saja. Satu langkah saja salah, maka hidup seseorang bisa melayang karena ledakan ranjau tersebut.
Dalam kehidupan nyata, kita juga menghadapi jebakan ranjau yang sama banyaknya, ranjau itu bernama pencobaan. Selama kita masih hidup dalam tubuh daging kita, berbagai pencobaan tidak dapat terhindarkan. Pencobaan itu bisa datang dari dalam seperti hawa nafsu, rasa takut, ambisi dan juga keraguan, namun juga bisa datang dari luar, semua itu tidak bisa kita prediksi.
Yesus sadar bahwa kita sebagai manusia sangat lemah, itu sebabnya Ia berkata bahwa “roh memang penurut tetapi daging lemah.” Untuk itu Yesus mengingatkan kita untuk waspada dan berdoa. Dua hal itulah senjata utama kita agar tidak jatuh dalam pencobaan.
Dengan waspada kita bisa tahu kapan pencobaan itu datang, sehingga kita tidak dengan mudah jatuh dalam jebakan dosa. Berdoa, itulah satu-satunya cara kita memohon pertolongan Kristus.
Mengapa kita harus berseru kepada Yesus Kristus dan memohon pertolongannya? Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai. (Ibrani 2:18). Dengan berdoa, kita merendahkan diri dihadapan Tuhan mengakui bahwa kita lemah dan tidak mampu. Tuhan tahu batas kemampuan kita, maka seharusnya demikian juga kita harus sadar bahwa tanpa Tuhan, kita tidak mampu menghadapi pencobaan dan jebakan yang ada di dunia ini. Jadi, mari terus berjaga-jaga dan berdoa.
Kehidupan penuh dengan ranjau pencobaan yang setiap saat dapat menghancurkan kehidupan kita, untuk itu berjaga-jagalah dan berdoa.